Dalam sebuah kehidupan , ataupun
hubungan , dan juga di kalangan para remaja dan orang-orang yang berpasangan pasti
sudah banyak mengenal ataupun mengetahui kata “Menerima Apa Adanya” atau kata
“Terima Aku Apa Adanya “ karena dalam membangun relationship, banyak orang yang
menyebut ungkapan : menerima apa adanya atau terima aku apa adanya, sebagai
salah satu kriteria dalam menemukan sosok kekasih idaman. Tentu saja, keinginan
itu bukanlah sesuatu hal yang salah. Akan tetapi, banyak orang yang salah dalam
memahami arti dari ungkapan tersebut. Pada awalnya, kalimat itu menurutku
menegaskan sebuah ketulusan. Tapi ternyata, makna dari kalimat tadi tidaklah
selalu baik. Kita harus melihat terlebih dahulu dari sudut pandang mana kalimat
itu di tempatkan.
Mungkin kita dapat mengartikan
ungkapan : terima aku apa adanya, sebagai sebentuk keinginan hati seseorang
agar orang lain dapat menerima, memahami, dan mengerti akan kesederhanaan atau
kekurangan yang ada dalam dirinya.
Nilai-nilai kesederhanaan atau
kekurangan yang terkandung di dalam ungkapan : menerima apa adanya, cenderung
berkaitan dengan tampilan fisik, gaya atau pola hidup yang dijalani, latar
belakang kehidupan keluarga, latar belakang pendidikan, serta kemampuan
finansial pribadi.sehingga kita berharap, pasangan kita dapat menerima serta
memaklumi kondisi dan keberadaan kita, dengan benar-benar mau mengerti,
menerima, dan memahami, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan 'apa adanya' diri
kita.
Untuk masalah cinta ataupun sesuatu
yang ada kaitannya dengan sebuah hubungan, di mana ada dua pihak yang terlibat
di dalamnya, cinta akan senantiasa menuntut adanya perubahan ke arah yang lebih
baik. Jika kita hidup bersama seseorang yang tidak pernah ingin mengubah diri
dan kehidupannya menjadi lebih baik, bagaimana dia akan bisa membimbing kita
menjadi lebih baik pula? Begitu juga sebaliknya, ketika kita pesimis terhadap
diri dan kehidupan kita, kita tidak akan bisa membantu dan memberikan pengaruh
yang positif untuk pasangan maupun orang-orang di sekitar kita.
Namun proses nya memang tak semudah
itu , dalam sebuah hubungan adakala nya makna menerima apa ada nya itu sangat di
perlukan , karena cinta memang tak memandang harta,tahta dan juga penampilan
fisik utama , tapi gimana jadinya kalau pasangan kita menuntut fisik itu menjadi
tujuan utama ? terus apa artinya kata menerima apa adanya ? ketika ada wanita
yang lebih dari segala nya , akan kah semudah itu berpaling ?terus apa artinya
proses yang sedang di jalani ? hanya sebatas persimpangan kah ? itu sama
artinya dia kelak tidak bisa menerima fisik kita secara apa ada nya , bukan kah
cinta dan nyaman selalu berdampingan ? dan kenapa selalu ada tuntutan lebih,
sehingga kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri .
Karena sebenarnya konteks yang boleh /
tepat digunakan untuk kata-kata menerima apa adanya itu adalah hanya hal yang
menggambarkan keadaan yang tidak dapat dirubah. Misal fisik seperti cacat itu
kan ga bisa dirubah, otomatis itu memang harus bisa diterima dan harus
dibutuhkan pengertiannya. Satu lagi keadaan ekonomi yang mungkin walaupun masih
bisa dirubah tapi itu juga ga bisa dipaksakan secepatnya dapat berubah mesti
butuh proses dan yang namanya rejeki kan hanya Tuhan yang tahu.
Menerima apa adanya juga merupakan
kebiasaan. Ya ... kebiasaan itu tidak termasuk hal yang tidak dapat dirubah,
soalnya kebiasaan memang ada kebiasaan buruk dan kebiasaan baik. Dan disini
pastinya yang harus dirubah itu adalah kebiasaan buruk, seperti contohnya suka
minum-minuman keras, suka merokok atau mungkin kebiasaan suka ketawa keras dll. Itu
hal yang sebenarnya tidak membutuhkan pengertian, karena kebiasaan-kebiasaan itu memang
masih bisa dirubah.
Dalam hal kalimat "menerima apa
adanya" memang tersirat komitmen untuk memberikan sepenuhnya pengertian
atau rasa mengerti tentang hal yang dimiliki pasangan. Yang dimana disitu dapat
diartikan bahwa kata-kata itu adalah hal yang HARUS dimengerti dan tidak bisa
dilawan, kalau kita membantah nya nantinya kita akan dicap sebagai orang yang
suka mengatur ataupun egois karna tidak mau mengerti tentang hal-hal pada diri
pasangan.
Tuntutan dalam hubungan memang di
perlukan , tetapi sewajarnya saja. itu pun harus dalam konteks yang posistif , jangan
berlebihan atau malah menjadi over , carilah pasangan yang memang betul betul
bisa menerima kita apa adanya , membimbing kita tetap di jalan yang benar,
mencintai kita karena allah , mencintai kita untuk tetep mencintai allah ,
sehingga kita bisa sama sama dalam cinta nya allah .
Karena prinsip menerima apa adanya
mengandung makna positif yaitu erat hubungannya dengan sikap ikhlas. Hal yang
harus di tegaskan di sini adalah pasrah tidak selalu memiliki konteks yang
negatif. Pasrah bisa mengandung makna berserah diri. Dan berserah diri dekat
sekali hubungannya dengan sikap ikhlas. Prinsip menerima apa adanya mengandung
makna ikhlas ketika seseorang yakin akan kekuasaan Allah dan senantiasa
berprasangka baik terhadap kehendak-Nya. Arti menerima apa adanya di sini lebih
erat hubungannya dengan makna mensyukuri. Menerima apa yang telah Allah
gariskan dan takdirkan untuk kita. Setiap orang memiliki jalan hidupnya
masing-masing, tidak semuanya sama.
Makna menerima apa adanya yang ingin
saya tegaskan di sini adalah syukurilah semua yang kita miliki, belajar
menerima apa yang telah Allah gariskan untuk kita. Sesuatu akan terasa sebagai
sebuah beban jika kita menganggapnya semua itu sebagai beban. Kita tidak menyadari sudah membuat ulah
kepada diri sendiri. Seseorang pernah mengatakan, “Bersyukur saja, terima apa
adanya, jalani semuanya dengan penuh keikhlasan dan berserah diri. Teruslah
berbuat kebaikan, tidak perlu memikirkan apa dan siapa, kelak kebahagiaan akan
datang dengan sendirinya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan melakukan spam diblog saya dan dilarang untuk berbicara kotor !!!